Friday , November 22 2024

Apa Itu Frame Rate?

Bagi kita yang sering berkutat dengan urusan pembuatan video atau game mungkin sudah tidak asing lagi dengan yang namanya Frame Rate. Sedangkan bagi kita yang awam dan tidak mengetahui dunia pembuatan film tentu tidak asing dengan kartun animasi atau film-film yang ada di televisi–yang menggunakan teknologi frame rate.

Ada banyak pertanyaan yang mungkin pula masih berkeliaran di kepala kita tentang si Frame Rate ini. Jadi, yuk langsung simak saja artikel yang ada di bawah ini.

Pengertian Frame Rate

Frame rate merupakan banyak bingkai gambar atau frame yang ditampilkan dalam setiap detik yang membuat gambar dapat bergerak dan menjadi sebuah video.

Frame rate ini diwujudkan dengan satuan detik atau second, maka satuan frame rate sering disebut dengan fps ( frames per second) atau frame per detik. Baca Juga: Pengertian Booting Komputer

Dalam dunia perfilman atau dalam dunia permainan atau pembuatan suatu game, prinsip yang berlaku adalah bahwa jika semakin tinggi angka fps-nya, maka akan semakin mulus gerak dari gambar yang dihasilkan.

Film-film yang sering kita lihat di bioskop merupakan film yang ditampilkan dengan frame rate sebesar 24 fps, sementara itu video yang kita lihat pada layar televisi mempunyai frame rate sebesar 30 fps.

Cara Kerja Frame Rate

Dalam penerapannya, mata kita–manusia–masih bisa mengetahui perbedaan antara gambar satu dan yang lain saat kumpulan gambar tersebut diputar dengan kecepatan di bawah 10-12 fps. Otak kita masih bisa mengenali gambar tersebut sebagai gambar yang ditampilkan secara bergantian, tidak sebagai video atau animasi yang halus tanpa patah-patah.

Otak kita mulai sulit membedakan gambar-gambar tersebut dan mulai menganggapnya sebagai video atau gambar bergerak ketika frame ratesnya ada pada angka 18-26 fps. 

Perlu kita ketahui bahwa jika frame rate terlalu rendah maka pergerakan akan jadi terlalu lambat dan terkesan patah-patah. Namun, jika frame rate terlalu tinggi, pergerakannya akan menjadi terlalu cepat dan akan menimbulkan beberapa masalah pula.

Mengapa bisa bermasalah jika frame rate yang digunakan terlalu tinggi? Alasannya sederhana, karena mata kita sudah biasa dengan frame rates 24 fps yang biasa ditayangkan di film-film. Maka, ketika ada film yang memiliki frame rate lebih dari itu, film tersebut akan terkesan amatir.

Kenapa bisa begitu? Karena video yang ditampilkan akan terkesan terlalu nyata, hingga kita merasa seperti sedang melihat hasil rekaman video dengan handycam sendiri–rata-rata handycam bisa merekam di atas 30 fps.

Pertanyaan berikutnya adalah, apa yang membuat film dengan frame rate yang terlalu tinggi menjadi terkesan terlalu nyata–dan akhirnya justru tidak disukai oleh penontonnya? Berikut adalah alasan tersebut.

Motion Blur

Yap. Teknik motion blur yang membuat film dengan frame rate tinggi terlihat sangat nyata.

Motion blur merupakan teknik yang membuat detail hilang saat  kita melihat sesuatu yang bergerak dengan sangat cepat.

Penyebabnya adalah karena mata kita memiliki titik fokus yang cukup terbatas. Ketika kita melihat objek yang tidak bergerak atau melihat objek yang bergerak dengan pelan—dengan kata lain kita melihat objek yang masih bisa kita ikuti gerakannya–maka kita bisa melihat dengan jelas tanpa kehilangan detil visual barang sedikit pun.

Berbeda hal dengan objek yang terlalu cepat bergerak hingga sudah tidak bisa kita ikuti lagi pergerakannya, maka akan terciptalah apa yang tadi kita sebut dengan motion blur.

Di dunia pembuatan film, motion blur ini timbul saat kita melihat banyak gambar yang ditayangkan dalam waktu yang cukup–atau bahkan sangat–singkat.

Di dalam sebuah film, jika video tersebut dimainkan di frame rates 25 fps, maka artinya frame tersebut hanya akan muncul di depan mata kita selama 40 millisecond (1/25 detik), lalu akan ada sepersekian detik lagi untuk jeda untuk kemudian barulah diikuti oleh frame yang baru.

Oleh karena masing-masing frame tersebut hanya dapat waktu 40 millisecond untuk ditampilkan, maka pergerakan lurus ke bawah dan kaki lurus ke depan terlalu singkat (alias gerakannya cukup cepat), jadilah motion blur.

Berbeda dengan video yang direkam dengan frame rate 48 fps atau yang lebih tinggi lagi, dalam waktu yang sama kita akan melihat lebih banyak frame dibandingkan video 24fps, akan ada lebih banyak detail, dan alhasil tidak akan ada lagi gerakan yang terlalu cepat. Motion blur jadi hilang karena kita melihat lebih banyak detil dari tambahan frame, dan adegannya jadi terkesan sangat nyata. 

Kenyataannya, mata kita sebenarnya bisa mencerna adegan dengan frame rate yang lebih tinggi. Namun, karena standar film saat ini adalah direkam dengan frame rate 24 fps. Dan hampir seluruh film tentunya mengikuti standar yang berlaku ini, maka saat ada film yang menggunakan frame rate lebih tinggi, kita akan menangkap kesan berbeda yang membuat film tersebut menjadi tidak seperti film lain pada umumnya.

Contoh dari film yang mengalami kasus dianggap “aneh” dan “amatir” karena menggunakan frame rates yang lebih tinggi daripada standar frame rate pada umumnya adalah film dengan judul The Hobbit, film ini menggunakan frame rate 48 fps yang membuat adegan di dalamnya terkesan terlalu nyata dan membuat penontonnya tidak terlalu menyukai hasil yang ada pada film tersebut.

Frame Rate Yang Paling Bagus

Mungkin kita masih bingung frame rate mana yang paling bagus untuk digunakan. Jawabannya adalah tergantung video seperti apa yang ingin kita buat.

  • Jika mengacu pada standar film semua video, maka pada umumnya film menggunakan 24-30fps.
  • Jika yang ingin kita rekam merupakan pertunjukan olahraga, alam liar, dan lain-lain yang full of movement secara natural maka yang paling baik adalah frame rate 60 fps. Karena, tampilan akan jadi lebih bagus lebih detail, juga tidak terkesan lambat seperti slowmotion.
  • Jika kita ingin merekam video dengan slowmotion, maka kita bisa merekan dengan frame rate di atas 90 fps, dengan ini kita bisa mendapatkan adegan slowmotion yang tidak terlihat patah-patah.

Hal yang dapat kita garis bawahi adalah frame rate yang tinggi bisa membuat video yang ada semakin tampak terkesan lebih nyata.

Namun, jika video yang kita rekam merupakan sesuatu yang “tidak nyata” maka adegan tersebut justru akan semakin terlihat “tidak nyata” dengan frame rate yang terlalu tinggi.

Tapi pada akhirnya, frame rates yang mana saja yang ingin kita gunakan adalah pilihan dari selera yang kita miliki masing-masing, jika kita terlalu takut mengambil risiko film yang kita buat akan dianggap amatir maka mungkin baiknya kita mengikuti standar yang biasa digunakan dalam dunia perfilman saja.

Kesimpulan

Usai membaca artikel di atas, tentu wawasan kita tentang frame rate dan pembuatan video semakin berkembang. Hal itu disebabkan karena artikel di atas sudah dijelaskan pengertian hingga jenis frame rate mana yang paling baik. Untuk itu, semoga kita bisa mengambil dan mungkin menerapkan hal-hal bermanfaat yang ada pada artikel di atas ya, sobat!